Mengatasi Pengangguran Dengan Cara Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Melalui Pelatihan Kerja


1.      Pendahuluan
1.1  Latar belakang
Indonesia adalah Negara yang memiliki jumlah penduduk yang tergolong besar. Dengan banyaknya pulau – pulau dan sumber daya yang ada di Indonesia seharusnya Indonesia bisa dikatakan sebagai Negara yang makmur, namun dalam kenyataannya Indonesia masih tergolong dalam Negara berkembang. Hal ini disebabkan kurangnya sumber daya manusia yang masih relatif rendah sehingga banyak sumber daya alam yang seharusnya dimiliki Indonesia tetapi malah Negara lain yang memanfaatkannya.
Dengan keadaan ekonomi masyarakat Indonesia yang mayoritas masih didominasi oleh masyarakat yang berpenghasilan menengah kebawah dan juga banyaknya pengangguran, Indonesia masih jauh dari harapan untuk dikatakan sebagai Negara maju.
Menurut Sukirno (2004: 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya.
Pengangguran di Indonesia mayoritas disebabkan oleh penduduknya  yang padat namun lapangan pekerjaan yang tersedia sempit. Banyaknya karyawan yang terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) juga menjadi penyumbang dalam jumlah pengangguran. Yang lebih penting penyebab banyaknya pengangguran di Indonesia adalah kurangnya keterampilan atau softskill yang dimiliki setiap individu dlaam dunia kerja.
Dalam hal ini diperlukan adanya pelatihan kerja dan cara memulai dalam berwirausaha. Pelatihan kerja ini sangat diperlukan dikarenakan masih banyak masyarakat bahkan sarjana meskipun jenjang pendidikan yang sudah tinggi namun pengalaman / skill dalam dunia kerja masih sangat minim. Berwirausaha sekarang ini menjadi solusi terbaik dalam mengatasi banyaknya pengangguran karena dalam berwirausaha tidak diperlukan pendidikan yang tinggi melainkan modal. Sekarang ini program berwirausaha sangat didukung pemerintah dengan disediakannya badan – badan peminjaman modal seperti koprasi yang menyediakan modal bagi wirausahawan.
Berdasarkan pemaparan diatas penulis membahas pengangguran dengan judul upaya mengatasi pengangguran dengan pelatihan kerja untuk menumbuhkan jiwa wirausaha.




1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah sebagai berikut.
1)      Mengapa di Indonesia masih banyak pengangguran?
2)      Bagaimana cara menumbuhkan semangat berwirausaha pada pengangguran?
3)      Bagaimana solusi pemerintah dalam mananggulangi pengangguran melalui pelatihan kerja?

1.3  Tujuan Makalah
1)      Untuk mengetahui alasan banyaknya pengangguran di Indonesia
2)      Untuk mengetahui cara menumbuhkan semangat wirausaha pada pengangguran
3)      Untuk mengetahui solusi pemerintah dalam menanggulangi pengangguran melalui pelatihan kerja


2.      Pembahasan
2.1  Pengertian pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekrja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu atau seorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan . pengangguran ini umumnya adalah disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ada yang mampu menampungnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah paling utama dalam perekonomian suatu Negara, karena tingginya tingkat pengangguran ini maka akan mengakibatkan pula maraknya kemiskinan di suatu Negara. Untuk menghindari berbagai efek buruk yang mungkin timbul, berbagai kebijakan ekonomi perlu dilakukan.
Untuk memperkuat teori diatas berikut adalah definisi pengangguran menurut para ahli ekonomi diantaranya.
1)      Definisi pengangguran menurut Payman J. Simanjuntak, pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.
1)
2)      Definisi pengangguran berdasarkan istilah umum dari pusat dan latihan tenaga kerja, pengangguran adalah orang yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan uang meskipun dapat dan mampu melakukan kerja.

3)      Definisi pengangguran menurut Menakertrans, pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan,mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.
Dalam salah satu bagian paparan Menteri menyebutkan, bahwa pembukaan UUD 1945 mengamanatkan: “… untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa …”. Selanjutnya secara lebih konkrit pada Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa : ” tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan ” dan pada Pasal 28 D ayat (2) menyatakan bahwa:” Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja”.
Berdasarkan penjelasan diatas  sudah jelas pengangguran yang terjadi di dalam Negara kita Indonesia ini adalah tanggung jawab pemerintah untuk menangani dan memberikan kehidupan yang layak bagi rakyatnya. Karena sudah tertera di dalam undang-undang bahwa setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

2.1.1        Jenis dan  Macam Pengangguran

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi  3 macam :
1)      Penganguran terselubung
Pengangguran terselubung adalah  tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2)      Setengah menganggur
Setengah menganggur maksudnya adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu.
3)      Pengangguran terbuka
Pengangguran  terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh – sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran jenis ini cukup banyak terjadi karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:
1)      Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
2)      Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
3)      Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:
a)      Akibat permintaan berkurang
b)      Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
c)      Akibat kebijakan pemerintah
4)      Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.



5)      Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
6)      Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
7)      Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).

2.1.2        Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

2.1.3        Keadaan Pengangguran di Indonesia
Seperti yang telah di jelaskan pada poin sebelumnya yang menjelaskan tentang penyebab pengangguran kini saatnya melihat bagaimana keadaan pengangguran di Indonesia, seperti pada kenyataannya pengangguran di Indonesia rata-rata adalah usia produktif yang notabene menjadi penyebab kerancuan, kegelisahan dan perhatian pemerintah.
Jika melihat lebih kedalam lagi penyebab maraknya kriminal tarjadi di Indonesia mayoritas tersangkanya adalah para pemuda dan termasuk dalam golongan pengangguran. Ternyata dampak dari pengangguran bukan hanya menyebabkan kemiskinan namun lebih parah lagi yaitu menyebabkan orang berlaku kriminal terhadap sesamanya.
Menurut data BPS angka pengangguran pada tahun 2002, sebesar 9,13 juta penganggur terbuka, sekitar 450 ribu diantaranya adalah yang berpendidikan tinggi. Bila dilihat dari usia penganggur sebagian besar (5.78 juta) adalah pada usia muda (15-24 tahun). Selain itu terdapat sebanyak 2,7 juta penganggur merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (hopeless). Situasi seperti ini akan sangat berbahaya dan mengancam stabilitas nasional.
Masalah lainnya adalah jumlah setengah penganggur yaitu yang bekerja kurang dari jam kerja normal 35 jam per minggu, pada tahun 2002 berjumlah 28,87 juta orang. Sebagian dari mereka ini adalah yang bekerja pada jabatan yang lebih rendah dari tingkat pendidikan, upah rendah, yang mengakibatkan produktivitas rendah. Dengan demikian masalah pengangguran terbuka dan setengah penganggur berjumlah 38 juta orang yang harus segera dituntaskan.

2.2  Cara menumbuhkan jiwa wirausaha
Covey menyatakan empat potensial yang dimiliki manusia, yaitu :
1)      Pertama; Self awareness, sikap mawas diri.
2)      Kedua; Conscience, mempertajam suara hati sehingga menjadi manusia yang berkehendak baik, seraya memunculkan keunikan serta memiliki misi dalam hidup ini.
3)      Ketiga; Independen will, pandangan independen untuk bekal bertindak dan kekuatan untuk mentransendensi.
4)      Keempat; Creative imagination, berpikir transenden dan mengarah kedepan/jangka panjang untuk memecahkan aneka masalah, dengan imajinasi, khayalan, serta memacu adaptasi yang tepat.

Entrepreneurship dianggap sebagai salah satu fungsi ekonomi karena dari semangat untuk berwirausaha hingga menjadi wirausaha baru kemudian menjadi wirausaha yang sesungguhnya sangat terkait dengan kontribusinya terhadap pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat. Selain entrepreneurship,
Ada pula Intrapreneurship yakni suatu entrepreneurship yang selalu menekankan pengembangan sumber daya, yakni sumber daya dari dalam untuk memacu bisnis yang sukses (putting internal resources first).
Barangkali pengertian kedua ini jarang kita dengar, namun didalam prakteknya berada dalam lingkup kewirausahaan terutama yang menggerakkan sumber daya, sumber dana, dan sumber informasi dari lembaga perusahaan itu sendiri.
Kalau kewirausahaan itu merupakan sesuatu yang berproses, tentunya ada langkah-langkah strategis yang harus dimulai dari awal hingga menciptakan keberhasilan dalam bisnis. Lalu siapa yang akan menumbuhkan semangat berwirausaha itu, apakah pemerintah, atau iklim usaha atau pun peluang-peluang yang menarik dibandingkan menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawan perusahaan dan sebagainya.
Hal inilah sepatutnya menjadi pemikiran kita bersama karena kita sangat menyadari bahwa lowongan untuk menjadi PNS, karyawan perusahaan BUMN, swasta sangatlah terbatas. Tiada jalan hidup mandiri dan berusaha sesuai kemampuan akan lebih realistik dari pada mengharapkan hujan di langit, air di tempayan ditumpahkan.
Angka kemiskinan dan pengangguran semakin membengkak akibat krisis ekonomi yang membawa bangsa ini dalam keterpurukan dalam derajat hidup. Kita sadar betul bahwa bangsa ini sudah miskin. Riau memiliki angka yang fantastis 43,8 persen penduduknya miskin. Apapun yang kita lakukan untuk menyerap angkatan kerja yang demikian besar selalu sulit direalisir.
Terlepas dari apakah wirausaha itu bawaan lahir atau bisa dipelajari, maka ada beberapa catatan penting yang menurut penulis perlu kita perhatikan. Pertama; memberikan pemahaman yang jelas tentang bagaimana pentingnya berwirausaha itu, disamping menolong diri sendiri dapat membantu orang lain dalam menciptakan lapangan kerja baru dalam berbagai sektor.

Ini tentunya berkaitan dengan adanya pengetahuan (kognitif) yang dilakukan melalui proses pengajaran di Perguruan Tinggi (PT) sampai ke tingkat pelatihan keterampilan. Ironisnya, Perguruan Tinggi baru memulai hal ini, padahal output mereka tidak bisa direm dan terus membengkak yang berakhir dengan lahirnya Pengangguran Tingkat Tinggi (PTT), kalau sudah begini akan melahirkan beban baru bagi pemerintah termasuk kredibilitas PT itu sendiri.

2.3  Solusi Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran
Masalah utama dan mendasar dalam ketenagakerjaan di Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena, pertambahan tenaga kerja baru jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang dapat disediakan.
Kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota harus merupakan satu kesatuan yang saling mendukung untuk penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP), Mengingat 70 persen penganggur didominasi oleh kaum muda, maka diperlukan penanganan khusus secara terpadu program aksi penciptaan dan perluasan kesempatan kerja khusus bagi kaum muda oleh semua pihak. Berdasarkan kondisi diatas perlu dilakukan Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP) dengan mengerahkan semua unsur-unsur dan potensi di tingkat nasional dan daerah untuk menyusun kebijakan dan strategi serta melaksanakan program penanggulangan pengangguran. Salah satu tolok ukur kebijakan nasional dan regional haruslah keberhasilan dalam perluasan kesempatan kerja atau penurunan pengangguran dan setengah pengangguran.
Dalam mengatasi pengangguran yang ada di indonesai pemerintah sebenarnya sudah melakukan penanggulangan dengan berbagai cara namun apa daya usaha yang dilakukan pemerintah tidak mendapat dukungan dari para utusannya, banyak program pemerintah yang sudah terlakasana dalam menanggulangi pengangguran seperti halnya mengadakan pelatihan kerja, workshop, membangun badan peminjaman modal seperti koprasi dan lain-lain.
Yang menjadi pusat perhatian dalam melihat keadaan ekonomi dan kemampuan masyarakat indonesia tentunya yang menonjol dan sangat dipermasalahkan adalah kemampuan atau soft skill yang dimiliki oleh generasi muda dan para sarjana dari universitas – universitas yang setiap tahun mengeluarkan lulusan. Oleh karena itu pemerintah mengadakan kegiatan seperti pelatihan kerja dan pengenalan tentang wirausaha sangat begitu penting supaya tidak bergantung dengan lapangan pekerjaan yang tersedia.
Pelatihan kerja dalam berwirausaha sangat penting dikarenakan mengingat jumlah penduduk yang sangat padat dan semakin sempitnya lahan pekerjaan berwirausaha sangatlah efektif jika dijadikan salah satu solusi dalam menanggulangi masalah pengangguran ini. Berwirausaha dikatakan efektif dn efisien karena jika usaha yang dilakukan tersebut itu berhasil dan maju maka dapat menyediakan lapangan pekerjaan dan juga mengurangi jumlah pengangguran yang semakin lama kian bertambah.
Di dalam kegiatan pelatihan kerja dan berwirausaha ini masyarakat akan dikenalkan dengan apa – apa saja yang akan dilakukan dan diperhatikan dalam memulai suatu usaha. Karena sangat penting supaya nantinya masyarakat awam itu tidak terkejut dengan persaingan yang sangat ketat.

3.      Penutup
3.1  Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1)      Tingkat pengangguran di Indonesia masih tergolong tinggi dikarenakan usia produktif yang begitu banyak namun lapangan pekerjaan yang tersedia sangatlah sedikit atau sempit, selain itu juga kurangnya kesadaran masyarakat akan kegiatan kewirausahaan. Karena banyaknya pengangguran maka akan mengakibatkan maraknya kemiskinan di Negara ini
2)      Kesimpulan yang kedua adalah untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dibutuhkan pelatihan dan sosialisasi yang diadakan oleh pemerintah yang mana nantinya akan menjadi bekal masyarakat saat menjalankan wirausaha. Sosialisasi sangatlah penting karena untuk pengetahuan tentang wirausaha jadi nantinya msyarakat diharapkan untuk mandiri dan tidak bergantung pada lapangan pekerjaan yang ada melainkan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
3)      Untuk mengetahui solusi pemerintah untuk menanggulangi penganggruan melalui pelatihan kerja adalah berdasarkan pemaparan pada pembahasan di atas adalah pemerintah menyediakan fasilitas untuk melatih dan mengasah kemampuan dalam berwirausaha terutama bagi mereka yang belum memiliki keterampilan sama sekali sampai sarjana yang belum memiliki pekerjaan. Yang bertujuan untuk nantinya tidak bergantung pada pemerintah dan menciptakan lapangan pekerjaan sesuai dengan keterampilan mamsing-masing yang mereka miliki.

3.2  Saran
Berdasarkan kesimpulan yang tertera diatas tentang upaya dalam menangani pengangguran dengan pelatihan kerja untuk menumbuhkan jiwa wirausaha.
1.      Kepada Pemerintah
Harusnya pemimpin yang akan datang harus terus mengupayakan program pendidikan keterampilan yang menunjang industri keratif, guna menekan angka pengangguran akibat kurangnya lapangan kerja. Untuk itu para sarjana harus berfikir dari sekarang bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan seperti berwira usaha (entrepreneur).Diharapkan ke depan kebijakan ketenagakerjaan dapat diubah kembali agar dapat berfungsi secara optimal untuk memerangi pengangguran.
2.      Kepada Masyarakat
Selain dari pemerintah, masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam upaya penanggulangan dan usaha pemerintah yang sudah di programkan dan diaplikasikan di dalam masyarkaat guna mengurangi pengangguran, mengingat jumlah pengangguran yang terjadi di Indonesia yang kian tahun kian meningkat.

DAFTAR RUJUKAN
Hikmawati, Nur Oktri. (2012). MASALAH PENGANGGURAN DI INDONESIA. http://oktrie-with-a.blogspot.com/2012/04/masalah-pengangguran-di-indonesia.html .(online diakses 4 Desember 2012)
Umiati. (2011). Makalah Pengangguran. http://zenaoke.wordpress.com/2012/04/17/makalah-pengangguran . (online diakses 12 Desember 2012)
Sukirno, Sadono. (2004). Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi ketiga. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGIDENTIFIKASI SEGMEN PASAR DAN MEMILIH PASAR SASARAN